Daftar Isi
10 Makanan Pantangan Autoimun Menurut Diet AIP
Penyakit autoimun masih menjadi tanda tanya besar diantara para ilmuwan. Pasalnya, meskipun mekanismenya sudah diketahui, tetapi masih banyak hal yang masih belum terkuak dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Misalnya, penyebab pasti dari gangguan autoimun masihlah belum diketahui secara mendetail. Adapun satu teori (masih belum pasti) menyatakan bahwa beberapa jenis mikroorganisme (seperti bakteri dan virus) atau obat-obatan tertentu dapat memicu perubahan yang membingungkan sistem kekebalan tubuh kita, sehingga sistem imun tersebut akan menyerang diri kita sendiri.
Disamping menjalani pengobatan, kita juga tentunya harus menjalani pola makan yang sesuai dengan penyakit misterius yang satu ini. Terdapat sebuah istilah untuk menyebut diet khusus yang diperuntukan bagi para penderitanya, yaitu AIP (auto-immune protocol).
Diet AIP ini menyebutkan beberapa jenis makanan yang boleh dan dilarang untuk dimakan. Beberapa jenis yang harus kamu konsumsi diantaranya sayuran (kecuali keluarga nightshade), seafood yang mengandung asam lemak omega-3, makanan fermentasi, daging tanpa lemak, jeroan hati, buah-buahan, dan minyak sehat.
Sementara makanan pantangan bagi para penderita autoimun adalah sebagai berikut:
-
Sayuran Nightshade
Sayuran memang diharuskan untuk kita makan saat terkena penyakit autoimun, kecuali berjenis nightshade. Contoh dari keluarga sayuran ini diantaranya terong, goji berry, tomat, paprika, cabai, kentang putih, dan lain sebagainya.
Sayuran nightshade ini mengandung lektin, saponin, dan capsaicin yang harus dihindari oleh para penderita penyakit autoimun.
Jika dipaksakan, intoleransi terhadap sayuran ini tentunya bisa menimbulkan berbagai macam gejala termasuk mencret, kembung, dan mual. Tanda lainnya bisa berupa gatal-gatal, ruam kulit, mata gatal, dan produksi lendir yang berlebih.
Lektin sendiri secara khusus dapat memicu sel tiroid untuk mempengaruhi sel kekebalan, dan menariknya ke kelenjar tiroid. Kondisi ini mirip sekali dengan apa yang terjadi pada penderita diabetes. Ini juga dianggap sebagai salah satu langkah awal dalam penghancuran autoimun tiroid.
-
Gandum
Gandum bisa begitu menyehatkan, atau sebaliknya – tergantung dari tubuh kita saat ini. Khusus bagi para penderita penyakit autoimun, gandum ini haruslah sebisa mungkin dihindari.
Dalam sebuah ulasan terhadap penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa gandum dan sereal dapat berkontribusi terhadap manifestasi peradangan kronis dan penyakit autoimun dengan cara meningkatkan permeabilitas usus dan memulai pro-inflamasi pada respon sistem kekebalan tubuh seseorang.
-
Kacang-Kacangan
Makanan sehat lainnya yang malah dilarang untuk dikonsumsi, yaitu kacang-kacangan dan polong-polongan. Kedua makanan ini bisa memicu peradangan karena mengandung lektin yang sulit untuk diurai di dalam tubuh.
Tetapi ada beberapa penelitian lainnya yang mengatakan bahwa dengan merendam dan memasak kacang sebelum dimakan bisa menetralkan lektin dan membuatnya layak untuk dikonsumsi.
Tetapi jika makanan tersebut memicu gejala tertentu sekalipun sudah dimasak, maka tetap hindari asupannya sebisa mungkin.
-
Produk Susu
Penyakit autoimun dan peradangan memang saling terkait antara satu sama lain, jadi sebisa mungkin kamu harus menghindari makanan yang dapat memicu inflamasi.
Gluten dan produk susu seringkali diduga menjadi dua jenis makanan penyebab peradangan. Sekalipun menyehatkan, kamu harus tetap menghindarinya secara total – terlebih jika memiliki intoleransi terhadap laktosa.
Sekalipun vitamin D sangatlah aktif dalam memodulasi fungsi kekebalan dan mengatasi penyakit autoimun, tapi jangan pernah mencoba mendapatkan asupannya dari produk susu. Sebagai gantinya, kamu bisa memperolehnya dari sinar matahari atau mengonsumsi suplemen. Tetapi bicarakan terlebih dahulu dengan dokter jika kamu tengah menjalani pengobatan tertentu.
-
Minyak Sayur
Hati-hati buat kamu yang doyan mengonsumsi gorengan yang diproses menggunakan minyak sayur, karena termasuk ke dalam salah satu makanan pantangan bagi para penderita autoimun.
Sebuah penelitian dari Clinical Immunology and Immunopathology mengungkapkan bahwa minyak nabati pro-inflamasi dapat memperparah kondisi autoimun dengan cara meningkatkan pembentukan radikal bebas dan menurunkan tingkat mRNA enzim antioksidan.
Kondisi ini tentunya bisa menurunkan fungsi sistem kekebalan, terutama produksi sitokin anti-inflamasi seperti tingkat mRNA beta IL-2 dan TGF.
Ditambah lagi, beberapa jenis minyak nabati mengandung asam lemak omega-6 dengan kadar yang tinggi. Para ilmuwan berhipotesis bahwa asupan omega-6 yang terlalu banyak dapat menyebabkan peningkatan peradangan dalam tubuh dan berpotensi mengundang penyakit.
-
Kopi
Minuman ini sudah menjadi salah satu bahan pokok masyarakat Indonesia saat ini. Sayangnya, sekalipun bisa memberikan tenaga ekstra di pagi hari, kafein dalam kopi ternyata bisa meningkatkan kadar hormon stres yang disebut kortisol, sehingga tidak baik dikonsumsi oleh para penderita penyakit autoimun.
Ketika kadar kortisol kita tinggi secara kronis, maka efek negatif dalam tubuh pun bisa berdatangan. Tak berhenti sampai di sana, asupan kafein yang terlalu banyak juga bisa mengganggu kualitas tidur kamu di malam hari. Sementara pola tidur yang baik sangatlah dibutuhkan oleh setiap pasien penderita autoimun.
-
Telur
Makanan super ini bisa mempengaruhi sistem kekebalan kamu, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Tetapi pengaruh tersebut bisa menjadi positif (anti-inflamasi) ataupun negatif (pro-inflamasi), tergantung setiap orang yang mengonsumsinya.
Untuk lebih amannya, bagi kamu penderita penyakit autoimun akan lebih baik untuk menghindarinya saja. Bahkan diet AIP sendiri menyertakan telur ke dalam daftar makanan pantangan yang harus dihindari.
-
Alkohol
Bagi orang sehat saja, minuman keras cenderung bisa membahayakan dan mengundang masalah kesehatan bernama penyakit perlemakan hati non-alkoholik, apalagi dikonsumsi oleh kamu yang tengah menderita penyakit autoimun.
Mengonsumsi minuman beralkohol akan semakin merusak fungsi sel sistem kekebalan di beberapa area tubuh, seperti pernafasan bagian atas, otak, paru-paru, dan area tubuh lainnya.
Selain itu, alkohol dapat mengganggu sinyal kimiawi dari sel darah putih yang disebut sebagai sitokin, sehingga akan menyebabkan respon autoimun jika diproduksi dalam jumlah yang lebih besar daripada biasanya.
Alkohol juga berpotensi untuk mengubah cara tubuh kita dalam menggunakan atau memetabolisme obat-obatan tertentu, dan mendorongnya ke dalam aliran darah.
-
Makanan Aditif
Sama halnya seperti alkohol, makanan atau bahan aditif juga sebenarnya bisa membahayakan tubuh yang sehat. Bagi para penderita autoimun, maka efeknya bisa lebih parah lagi. Jenis makanan yang termasuk ke dalam jenis ini adalah gula tambahan, rafinasi, dan makanan terproses.
Makanan ini nantinya bisa mengganggu homeostasis usus, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan respon inflamasi yang merusak jaringan tubuh.
Cara untuk mengenalinya cukup sederhana. Biasanya makanan aditif seringkali memiliki warna cerah (selain buah-buahan) dan terlihat menarik. Sayangnya, pewarna tersebut cenderung memicu reaksi hipersensitif dan menimbulkan berbagai macam gejala seperti diare, nyeri kolik, hiperaktif, insomnia, dan mudah tersinggung.
-
Biji-Bijian
Mungkin ini salah satu jenis makanan terberat yang harus kamu hindari. Pasalnya, nasi putih yang sudah menjadi makanan kita sehari-hari termasuk ke dalam kategori biji-bijian. Jenis yang lainnya seperti kopi, kwaci, dan biji labu juga harus kamu hindari.
Para penderita autoimun seringkali mengalami intoleransi terhadap biji-bijian saat masuk ke dalam perut mereka, sehingga dimasukkan ke dalam makanan pantangan oleh diet AIP.