Pengertian Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan kondisi dimana suatu keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 SD WHO-NCS dan atau ditandai dengan tanda – tanda klinis marasmus, kwarshiorkor dan marasmus kwarshiorkor (Depkes RI, 2008).
Secara umum kita bisa menilai bahwa anak tersebut gizi buruk atau tidak bisa melalui dua hal. Yang pertama yakni pengelihatan dan data penimbangan atau antropometri. Bisa dibilang gizi buruk jika dilihat kurus atau sangat kurus kemudian dicek kebenarannya secara akurat dengan pengukuran antropometri.
Seperti yang dijelaskan diatas pengertian gizi buruk menurut Depkes RI, 2008 bahwa ditandai dengan gejala klinis seperti Marasmus, Kwarshiorkor dan atau Marasmus Kwarshiorkor. Apa sih itu ?
Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang di Indoneisa sendiri paling banyak dijumpai. Terjadi akibat kekurangan nafsu makan, penyakit infeksi, prematur dan penyebab dari lingkungan itu sendiri. Maramus sering menyerang anak usia 0 – 2 tahun.
Ciri – Ciri Marasmus :
1. Berat badan kurang dari 60% berat ideal atau tubuh tampak kurus
2. Wajah seperti orang tua
3. Cengeng dan rewel
4. Kulit keriput
5. Perut cegung dan iga gambang (iga terlihat)
6. Sering terserang penyakit infeksi seperti diare
Tanda – tanda gizi buruk yang kedua yakni kwarshiorkor. Kwarshiorkor merupakan sebuah gejala gizi buruk yang ditandai dengan adanya edema (pembengkakan akibat cairan) pada seluruh tubuh.
Ciri – Ciri Kwarshiorkor :
1. Edema diseluruh tubuh terutama pada punggung kaki
2. Wajah bulat (moon face) dan sembab
3. Pembesaran hati, pengecilan otot
4. Mata sayu dan rambut rontok
5. Sering disertai dengan penyakit infeksi seperti diare
- Marasmic dan Kwarshiorkor
Ini merupakan tanda klinis gizi buruk gabungan dari kedua hal diatas. Apa bila sebuah anak ditemukan dengan tanda – tanda yang berhubungan dengan kedua gejala diatas, bisa dibilang bahwa anak tersebut marasmic kwarshiorkor.
Penyebab Gizi Buruk di Indonesia
Gizi buruk masih menjadi momok yang menakutkan dan sekaligus pr bagi sebagaian elit pemerintahan seperti kementerian kesehatan. Pasalnya, untuk kasus gizi buruk ini sendiri banyak terjadi di daerah – daerah pedalaman yang untuk akses menuju lokasinya saja masih sangat sulit.
Berdasarkan hasil PSG 2017, anak yang menderita gizi buruk sebanyak 906.000 anak, atau sekitar 3,8%. Sedangkan gizi kurang dialami sebesar 14% anak dan gizi baik sekitar 80,4% dan obesitas dialami oleh 1,8% anak di Indonesia (dikutip dari halaman okezone.com)
Jika kita melihat angka tersebut, untuk anak dengan kondsi Gizi Buruk dan Gizi Kurang presentasenya masih cukup besar untuk di Indonesia sendiri walaupun anak yang memiliki gizi baik sekitar 80,4%.
Menurut
Soekirman, 2000 terdapat 3 penyebab gizi buruk yang ada di Indonesia. Yakni penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar.
1. Penyebab Langsung
Penyebab langsung inilah yang cukup sering terjadi terutama didaerah pedalaman. Yakni Asupan Gizi Kurang dan Penyakit Infeksi.
Bagi sebagian penduduk yang tinggal didaerah pedalaman untuk mendapatkan asupan makanan yang bergizi, bersih dan higeinis saya rasa masih cukup sulit. Apalagi bagi yang memiliki perekonomian “menangah – kebawah”. Banyak penelitian mengatakan bahwa pada tingkat ekonomi tersebut sebagaian orang hanya makan seadanya tidak memperhatikan kandungan gizi apa yang dia makan.
Begitu juga dengan penyakit infeksi. Penyakit infeksi seperti TBC, DBD, Hepatitis dan penyakit lainnya mampu untuk mengurangi daya nafsu makan. Hal ini akan berdampak pada kurangnya asupan makanan bagi anak itu sendiri.
2. Penyebab Tidak Langsung
Penyebab tidak langsung diataraya pola asuh yang salah, tidak cukup pangan, higiene dan sanitasi dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai.
3. Penyebab Mendasar
Penyebab mendasar inilah yang hingga saat ini sulit untuk dihilangkan. Penyebab mendasar diantaranya status ekonomi dan bencana alam. Kedua hal tersebut akan sangat mempengaruhi asupan yang dimakan serta ketersediaan makanan di lingkungan tersebut.
Cara Mengatasi Gizi Buruk
Untuk mengatasi gizi buruk tersebut kita harus memangkas atau menangani terlebih dahulu ketiga masalah diatas terutama masalah – masalah yang mendasar. Kemudian bertahap untuk mengatasi masalah yang menjadi sisanya. Secara mendasar untuk mengatasi gizi buruk di Indonesia diantaranya yakni :
Memperbaiki asupan makanan
Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang bisa jadi solusi ampuh untuk mengatasi masalah gizi buruk. Perbanyak makanan yang mengadung protein serta karbohidrat. Makanan yang cocok untuk penderita gizi buruk diataranya nasi, telur, daging, kacang – kacang, buah pisang, bubur kacang hijau, alpukad. Semua makanan tersebut mengdung nilai energi serta karbohidrat yang cukup untuk memulihkan kondisi anda secara perlahan.
Melakukan penyuluhan mengenai gizi buruk
Cara ini mungkin bisa jadi cara ampuh untuk mengatasi gizi buruk disuatu daerah. Cara penyuluhan ini menanamkan pemikiran – pemikiran mengenai gaya hidup sehat dan bisa juga diisi dengan mekanan yang dianjurkan dan mungkin makanan yang harus dihindari untuk masalah gizi buruk.
Pemberian suplemen dan makanan fortifikasi
Agar masalah cepat tertangai pemberian suplemen juga bisa menjadi salah satu solusi permasalah gizi di Indonesia. Pasalnya dengan pemberian suplemen atau makanan yang sudah difortifikasi akan memiliki kandungan zart gizi tertuntu yang sudah ditambahkan sebelum di bahan makanan tersebut.
Demikian ulasan mengenai Pengertian, Penyebab dan Cara Mengatasi Gizi Buruk, untuk mencegah gizi buruk pada anak anda bisa memberikan asi ekslusif pada anak umur 0 – 6 bulan serta 6 – 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan pendamping asi.